Motorcycle Vespa

Rabu, 30 Januari 2013

Tidak Semua Orang Pernah Naik Vespa

Vespa, semua orang tahu nama ini. Vespa bukanlah barang aneh, walaupun sudah mulai langka. Ketika orang menyebut kata “Vespa” orang tidak akan terlalu antusias.  Kita yang hidup di pulau Jawa, tiap hari bisa melihatnya melewati jalan raya. Walaupun sampai hari ini type motor ini masih diproduksi, namun bila disebut nama ini, pikiran orang pasti tertuju kepada skuter ini yang keluaran lama, tepatnya yang dulu dijual di Indonesia.

Vespa adalah salah satu type skuter keluaran pabrikan Italia, Piaggio. Vespa juga mempunyai type-type tertentu misalnya Super, Sprint, PX dll. Ini adalah kendaraaan legendaris yang dikenal hampir di seluruh penjuru dunia. Keterangan lengkap dapat kita baca di Wikipedia.
Sekarang cobalah anda bertanya kepada orang-orang di sekitar anda,“Pernahkan anda naik Vespa?” atau bahkan: “Bisa kah anda mengendarai Vespa?” Sepertinya akan banyak yang mengatakan “tidak” atu “belum” daripada yang menjawab “ya”.
Saya termasuk yang pernah merasakan naik Vespa (sekali lagi, tulisan saya di blog ini sebenarnya hanyalah cerita tentang saya sendiri). Tidak pernah memiliki Vespa, tapi sering meminjam ke 2 paman saya yang adalah pemilik Vespa. Pernah juga dititipi Vespa selam 2 bulan penuh. Pernah menuntun Vespa dari lampu merah Sekarpace Solo sampai Boulevard UNS. Pernah juga mengalami putus kabel presneling jam 5 sore, padahal rumah masih 30 km. Yang jelas pernah 2 bulan penuh ngapeli calon istri tiap hari menggunakan Vespa.
Saya akan cerita tentang belajar alias sedikit guidance mengendarai Vespa. Pertama kali adalah cara menghidupkan dan mematikan mesinnya. Untuk type yang sudah menggunakan kunci kontak, misal untuk type PX. Seperti motor lain, tinggal putar kunci kontak ke posisi on, hidupkan mesin dengan menggenjot batang kick starter di sebelah kiri kanan. Mematikan mesin tinggal putar kunci kontak ke posisi off.
Vespa PX200
Untuk type yang tanpa kunci kontak, misal type Super. “Lho, gimana nih?” tenang, tinggal genjot saja sudah hidup tuh mesin. Mematikan mesinnya tinggal tekan tombol super kecil di sisi panel di steng sebelah kanan. “Lha kuncinya buat apa?” kunci itu buat mengunci stang. Mengunci stang Vespa juga perlu feeling yang tepat, kalo tidak tidak akan terkunci.
Berikutnya adalah menjalankan Vespa. Posisi handle presneling jadi satu dengan tempat handle kopling di stang sebelah kiri. Cara memasukkan gigi adalah dengan menarik tuas kopling sambil memutar handle presneling ke depan, masuk gigi 1. Untuk gigi 2, 3 dan 4 adalah memutar handle ke belakang. Jadi posisi gigi seperti motor sport yaitu 1-0-2-3-4 dst. Kesulitan bagi yang belum biasa adalah feeling untuk memposisikan dengan tepat gigi dimaksud. Sering kali dari gigi 1 mau ke gigi 2, tapi nyasar ke netral alias nol. Bisa juga terjadi, dari gigi 1 langsung ke gigi 3 bahkan 4. Ini yang perlu dibiasakan.
from photobucket “reeqsrahadie”
Masalah selanjutnya untuk yang belum biasa adalah menggunakan standar tengah (standar samping tidak ada). Jika belum tahu tekniknya akan menguras tenaga dan belum tentu berhasil. Caranya adalah dengan meletakkan kaki untuk menahan ujung batang standar, kemudian meletakkan lutut pada lekukan bodi samping Vespa, tangan pada kedua stang. Selanjutnya adalah mendorong body Vespa dengan lutut ke arah belakang. Mudah dan enteng, dan bisa dibilang cuma modal dengkul, tangan bisa dibilang hanya untuk mengimbangi dan menjaga motor tidak jatuh.
Mungkin hal-hal itu adalah yang saya alami ketika awal-awal mengenal Vespa. Bagaimanapun Vespa merupakan sebuah legenda. Banyak orang yang fanatik dengannya, sampai bersusah diri menjadi Rat Biker dengan Vespa.
Mungkin Vespa jaman dulu memang sudah kurang layak melintas di jalan raya, karena dalam kondisi standar tidak dilengkapi dengan lampu sein.
 

1 komentar:

  1. tarima kasih bang, artikel nya bagus dan sangat bermanfaat, salam mesin kanan

    BalasHapus